Senin, 08 Desember 2008

Forgetting TJ

Nola masih saja manyun. Mukanya yang sesungguhnya cantik itu tak terlihat seperti aslinya lagi. Kerutan gelisah, rindu, bercampur jengkel jelas terlihat dari wajah nya yang putih itu. Semua karena TJ.

Yah, Ini semua karena TJ. Pacarnya yang tinggal di bumi Barrack Obama sana, USA. Sudah hamper sebulan ini tak ada lagi kabar dari TJ. Baik melalui Hp maupun e-mail yang diberikannya. Serasa semuanya hambar karena tak ada teman berbagi. Apalagi pacar sebagai sandaran hati.

Salah sendiri, Nola sendiri yang memutuskan untuk berpacaran dengan TJ. Meski dia tahu kalo nantinya TJ bakalan balik ke Amrik. Dan Long Distance Relationship pasti bakalan dijalaninya. Namun cinta telah membutakannya. Bahkan, saking tergila-gilanya dengan TJ saat itu, Ga tanggung-tanggung, bahkan Nola yang duluan nembak TJ.

Semuanya bermula saat Nola ke Fort Rotterdam. Sudah menjadi ritual mingguan Nola buat ke Benteng tiap hari Ahad. Alasannya, di sana dia bisa belajar speaking Bahasa Inggris di salah klub meeting. Ditambah lagi, kesempatan buat kecengin cowo bule terbuka lebar. Bukankah tiap minggunya banyak bule yang ke Fort Rotterdam.

Dengan jeans biru yang dibelinya beberapa minggu yang lalu, plus T-shirt putih yang cocoknya di pakai oleh adiknya, Nola berangkat ke Benteng. Tak lupa dia membawa kamera digital bokapnya yang diambil sembunyi-sembunyi dari lemari bokap.

Saat itulah Nola bertemu TJ. Cowok bule dengan badan tinggi semampai, rambut coklat, kulit putih disertai dengan warna bola mata kebiruan. Perfect. Apalagi saat TJ memperkenalkan namanya. “I’m Tracy Jordan. But you may call me TJ” Pikiran Nola melayang, “bahkan sampai namanya aja keren banget” Ujarnya dalam hati.

Dengan agak canggung Nola menyapanya. Setelah cas cis cus dari How do you do, sampai How long have you been here dengan TJ, tampa disangka TJ mengajaknya makan siang di suatu tempat. Tidak tanggung-tanggung, tempatnya di hotel berbintang. Terang aja Nola menerima permintaan tersebut. Makan di hotel??? Kapan lagi.

Dan segalanya tidak berhenti sampai disitu. TJ yang memang baru pertama kali ke Makassar, meminta Nola menjadi guidenya. Sudah barang tentu Nola menerima. Dan mulailah petualangannya bersama TJ menyusuri keindahan bumi Hasanuddin ini dimulai. Berkunjung ke Tanjung Bira, menyeberang ke Takabonerate, hingga bermalam di Tana Toraja. 

Nola merasakan hal terindah dalam hidupnya. Something that she never got it before. Dan kesemuanya dirasakan bersama TJ. Anehnya, entah kenapa, Nola justru merasa kalo TJ mencintainya.

Sayangnya, hingga 2 hari sebelum keberangkatan TJ kembali ke kampung halamnya, tak sekalipun TJ mengungkapkan perasaan cinta itukepada Nola. Dan tentu saja hal ini memaksa Nola untuk bertindak cepat. TJ must know that I love him. Begitu pikirnya.

Entah karena dibutakan cinta, atau karena kepincut dengan cowok bule, Nola tampa malu mengungkapkan rasa cintanya kepada TJ. So what

TJ hanya tersenyum mendengarnya. Ditariknya Nola kedalam dekapanya. Lalu dengan pelannya membisikan ke telinga Nola jawaban akan perkataanya. Yeah, I love you too Nola

Nola begitu kegirangan mendengarnya. Apalagi TJ mengucapkannya sambil mendekapnya. Hal romantic yang tak mungkin dilakukan cowok Indonesia. Begitu pikir Nola.

Semua terasa begitu indah saat itu, bahkan sangat Indah. TJ adalah pangeran, dan Nola lah sang puterinya. Serasa dunia hanya miliknya. Sesaat cinta membutakan Nola, entah kenapa, dia bahkan rela saat TJ mengajaknya tidur bersama di hotel. Sebuah kesalahan fatal tentunya.

***

Genap sudah 2 bulan tampa ada message dari TJ Lagi. Entah beberapa puluh kali Nola mencoba menghubunginya. Namun tak ada jawaban sekalipun. Baik melalui sms hingga e-mail. Bahkan, Nola beberapa kali mencoba menelpon ke Amrik, namun tetap saja TJ tidak mengangkat telepon tersebut.
Semuanya membuat hati Nola hancur. Apalagi jika dia mengingat kalo dia bahkan telah memberikan hal terpenting dalam hidupnya kepada TJ. Namun penyesalan tetaplah penyesalan. Bukan penyesalan lagi namanya kalau datangnya didepan. Satu hal yang membuat Nola sedikit lega, karena apa yang telah dilakukannya dengan TJ malam itu untungnya tidak membuatnya sampai hamil.

Entah apa jadinya kalo sampai dia hamil. Mungkinkah kedua orang tuanya bisa menerima hal tersebut??? Akankah TJ bertanggung jawab
??? atau haruskah dirinya membesarkan seorang anak berkulit putih, bermata biru dengan rambut cokelat tampa seorang suami??? Untunglah hal tersebut tak terjadi.

***
Hari minggu yang cerah, tepatnya 3 bulan tampa TJ tentunya. Nola kembali ke ritual mingguannya. Celana jeans, baju kaos kekecilan, plus kamera b okap yang diambil sembunyi-sembunyi, Nola kembali datang ke Fort Rotterdam. Learning English dan kacangin bule pastinya.

Bagaimana dengan TJ. Tracy Jordan, yang begitu membutakan mata Nola. Semuanya telah berlalu. Bagi Nola, semua memori indahnya itu telah dia kunci rapat di dalam hatinya. There is no TJ anymore. Dan mungkin inilah saat nya Nola mencari pengganti TJ. Setidaknya, seorang bule yang lebih mampu bertanggung jawab dan mampu menerimanya. Dan bersedia untuk sehidup semati dengannya.

TJ is my memory. No more TJ in my heart. It was erased by the wind of disappointed. And this is my great time for forgetting TJ.

***
Nun jauh disana, disalah satu area pemakaman di Amerika, tubuh TJ telah terbujur kaku. Diatas Nisannya tertulis dengan jelas namanya, Tracy Jordan.

Kematian menjemputnya 3 bulan yang lalu. Sebuah mobil menghantam badannya Sesaat setelah dirinya keluar dari sebuah toko dengan boneka Teddy Bear berwarna pink yang dibelinya untuk Nola.

Tak ada yang mengetahui alasannya membeli boneka itu.


0 komentar: